Minggu, 07 Juni 2015

Referensi Jurnal Skripsi (dua jurnal )

Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012


  • Jurnal satu :

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA



Rizkia Anggita Sari



Universitas Negeri Yogyakarta

rizkiaanggitasari@yahoo.com



ABSTRAK





Perusahaan dalam mengembangkan diri harus tetap memperhatikan aspek sosial (people) dan lingkungan (planet) di samping aspek ekonomi (profit). Perbeda-an karakteristik tiap perusahaan menyebabkan tanggung jawab sosial perusahaan berbeda-beda.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan sebagai variabel independen dengan menggunakan variabel tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap Corpo-rate Social Responsibility Disclosure sebagai variabel dependen. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 48 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan





(financial report) perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan pro-gram SPSS 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel profile, size dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Secara simultan variabel profile, size, profitabilitas, leverage dan growth ber-pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.

Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclo-sure, profile, size, profitabilitas, leverage, growth






























124


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan, keberadaannya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan. Dam-pak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perus-ahaan. Keberadaan dan dampak aktivitas perus-ahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan ter-sebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi ju-ga mencermati kepentingan pihak-pihak di luar pe-rusahaan.

Nor Hadi (2011: 21) menyatakan, orientasi perus-ahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi (economic orientation) semata, ke arah kesinam-bungan lingkungan dan masyarakat (community) dengan memperhitungkan dampak sosial (stakeholder orientation). Terjadinya pergeseran orientasi di dalam dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholders telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan (Danu, 2011).

Tanggung jawab perusahaan terhadap para stake-

holder tersebut yang memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsi-bility (CSR). Corporate Social Responsibility



merupakan komitmen perusahaan dalam menjalan-

kan  kegiatan  operasinya  untuk  senantiasa  mem-

berikan kontribusi positif terhadap masyarakat so-sial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan pengungkapan CSR (Corporate Social Re-sponsibility Disclosure) yang disosialisasikan ke publik dalam laporan tahunan (annual report) pe-rusahaan. Undang-undang telah mengatur pelaksa-naan CSR dengan menerbitkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pengungkapan CSR juga telah diatur dalam Pern-yataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 tentang pengungkapan dampak ling-kungan.

Dampak  yang  ditimbulkan  dari  kegiatan  perus-

ahaan berbeda-beda meskipun memiliki jenis usaha

yang sama sehingga berpengaruh terhadap CSR yang dilakukan perusahaan. Terdapat perbedaan

Corporate     Social   Responsibility   Disclosure

(CSRD) di tiap perusahaan. Perbedaan tersebut dikarenakan karakteristik perusahaan yang berbeda -beda. Semakin kuat. karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik (Theodora Martina Veronica, 2009).

Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan un-tuk menganalisis pengaruh karakteristik perus-ahaan terhadap CSRD, namun belum menunjukkan hasil yang konsisten. Hasil penelitian Sembiring

(2005) dan Maria Ulfa (2009) menemukan bahwa

profile berpengaruh positif terhadap CSRD, ber-beda dengan hasil penelitian Kelly (1981), Davey (1982), Ng (1985) dan Cowen et. al., (1987) seperti yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996)



125


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



yang  tidak  menemukan  hubungan  antara  profile

terhadap CSRD.

Penelitian yang dilakukan oleh Bramantya Adhi Cahya (2010) dan Sembiring (2005) menunjukkan variabel size berpengaruh signifikan terhadap CSRD.

Perbedaan ditunjukkan oleh penelitian yang dil-akukan Anggraini (2006) yang menunjukkan size

tidak berpengaruh terhadap CSRD. Variabel profit-

abilitas menunjukkan ketidakkonsistenan hasil, penelitian Andre Christian Sitepu (2009) menun-jukkan profitabilitas berpengaruh signifikan ter-hadap CSRD, sedangkan penelitian Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) menunjukkan profita-bilitas tidak berpengaruh terhadap CSRD.

Variabel leverage yang diteliti oleh Bramantya Ad-

hi Cahya (2010) menunjukkan leverage ber-pengaruh signifikan terhadap CSRD, sedangkan hasil penelitian Sembiring (2005), Anggraini (2006) dan Theodora Martina Veronica (2010) menunjukkan leverage perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian menggunakan pertumbuhan perusahaan (growth) masih jarang

dilakukan  untuk  menjelaskan  pengaruhnya  ter-

hadap CSRD, hasil penelitian Maria Ulfa (2009) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak berpengaruh terhadap CSRD. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan perus-ahaan (growth) terhadap CSRD.



2. Kajian Teori

1) Landasan Teori

Teori yang sering digunakan dalam kecenderungan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Gray et. al., (1995) dalam Sembiring (2003) ada tiga, yaitu decision usefulness studies, economic theory studies dan social and political theory studies.

a. Decision Usefulness Studies

Pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan perusahaan karena informasi tersebut dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan dan ditempatkan pada posisi yang moderately important.

b. Economic Theory Studies

Studi disini menggunakan agency theory dimana

sebagai agen dari suatu prinsipal yang mewakili seluruh kelompok yang berkepentingan dengan pe-rusahaan, pihak manajemen melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan publik. Teori agensi (agency theory) berkaitan dengan hubungan antara anggota dalam suatu perusahaan yaitu mana-

jer  sebagai  agen  dengan  stakeholder  dan  share-

holder sebagai prinsipal. Dalam hubungan keage-nan dimungkinkan terjadinya konflik antara prinsi-pal dan agen. Konflik dapat disebabkan karena agen tidak bertindak sesuai dengan keinginan prin-sipal sehingga hal ini dapat memicu timbulnya biaya keagenan (M. Firmansyah, 2011).

c. Social and Political Theory Studies

Studi di bidang ini menggunakan teori stakehold-ers, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi politik.




126


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



1) Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Perusahaan tidak hanya bertanggungjawab ter-hadap para pemilik (shareholder) dengan se-batas pada indikator ekonomi (economic fo-cused) namun bergeser menjadi lebih luas yaitu sampai pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder) dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial (social dimentions), sehingga mun-cul istilah tanggung jawab sosial (social respon-sibility). Harahap (2002) dalam Nor Hadi (2011: 93) menjelaskan fenomena seperti itu terjadi karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negatif externalities yang timbul serta ketimpan-gan sosial yang terjadi.

2) Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strate-gis bagi perusahaan dalam rangka mengem-bangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Nor Hadi, 2010: 87).

Legitimasi     merupakan   keadaan   psikologis

keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan seki-tarnya baik fisik maupun non fisik. O’ Donovan

(2002) dalam Nor Hadi (2010: 87) berpendapat legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesua-tu yang diberikan masyarakat kepada perus-ahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahan-kan hidup (going concern).



3) Teori Ekonomi Politik

Teori ekonomi politik secara eksplisit mengakui kekuatan konflik yang terdapat dalam masyara-kat serta berbagai perebutan yang terjadi dalam berbagai kelompok dalam masyarakat. Teori ekonomi politik dibagi menjadi dua yaitu teori ekonomi klasik dan teori ekonomi politik bor-juis.

Menurut Deegan (2002) dalam Ponny Harsanti

(2011), perspektif yang dicakup dalam teori le-gitimasi dan juga teori ekonomi politik adalah bahwa masyarakat, politik dan ekonomi tidak dapat dipisahkan. Isu-isu ekonomi tidak dapat diinvestigasikan secara bermakna dalam kondisi ketiadaan pandangan mengenai kerangka insti-tusi politik dan ekonomi dimana kegiatan ekonomi itu dijalankan. Dengan mempertim-bangkan ekonomi politik, seseorang akan lebih mampu untuk mempertimbangkan isu yang memberi pengaruh atas kegiatan organisasi dan informasi apa yang dipilih untuk diungkapkan.



2) Corporate Social Responsibility (CSR)


Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan kini mulai ramai diperbicangkan, namun belum terdapat kesa-maan definisi dari berbagai kalangan. Menurut The World Business Council on Sustainable Develop-ment (WBCSD) menyatakan CSR adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan

etika  keperilakuan  (behavioural  ethics)  dan  ber-

kontribusi  terhadap  pembangunan  ekonomi  yang

berkelanjutan (sustainable economic development).



127


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



3)  Corporate  Social  Responsibility  Disclosure

(CSRD)


Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Dis-closure) adalah agar perusahaan dapat menyam-paikan tanggung jawab sosial yang telah dil-

aksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Pen-



dengan  variasi  dampak  operasi  perusahaan  ter-

hadap  lingkungan  dan  masyarakat  (Sembiring,

2005). Perusahaan yang memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan masyarakat akan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial. Apabila dikaitkan dengan teori legitimasi, hal ini dilakukan perusahaan untuk melegitimasi kegiatan operasinya dan menurunkan tekanan dari para ak-tivis sosial dan lingkungan.



erapan CSR dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perus-ahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan.



4) Karakteristik Perusahaan

a.  Tipe Industri (Profile)


Tipe industri mendeskripsikan perusahaan ber-dasarkan lingkup operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan bisnis. Tipe industri diukur dengan membedakan industri high-profile dan low-profile. Menurut Novita In-drawati (2009), perusahaan-perusahaan high-

profile pada umumnya merupakan perusahaan yang

memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivi-tas operasinya memiliki potensi untuk bersinggun-gan dengan kepentingan luas. Sebaliknya, perus-ahaan low-profile adalah perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari masyarakat manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu da-

lam proses atau hasil produksinya.

Hubungan sistematis antara profile perusahaan dengan tanggung jawab sosial yang ditemukan da-lam penelitian-penelitian terdahulu dikaitkan



Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) berhasil menemukan pengaruh positif tipe industri (profile) terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menggunakan penggolongan tipe industri sesuai dengan penggolongan yang telah dilakukan dalam penelitian Anggraini (2006). Berdasarkan analisis

dan kajian di  atas, maka hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif tipe industri (profile) terhadap Corporate Social Responsibil-ity Disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

b. Ukuran Perusahaan (Size)


Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang skalanya besar bi-asanya cenderung lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial daripada perusahaan yang mempunyai skala kecil. Dikaitkan dengan teori agensi seperti yang dinyatakan Sembiring (2005),

bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya

keagenan yang muncul juga semakin besar, untuk

mengurangi  biaya  keagenan  tersebut,  perusahaan

cenderung  mengungkapkan  informasi  yang  lebih

luas.



128


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



Menurut Cowen et. al., (1987) dalam Sembiring

(2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan

lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih be-sar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.

Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) menemukan pengaruh positif ukuran perusahaan (size) terhadap pengungkapan tanggung jawab so-sial. Penelitian ini menggunakan total aset untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap Corporate Social Responsibility Disclo-sure. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka

hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh positif ukuran per-usahaan (size) terhadap Corporate Social Re-sponsibility Disclosure pada perusahaan manu-faktur yang terdaftar di BEI.

c. Profitabilitas

Rasio  profitabilitas  mengukur  kemampuan  para



memperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas

dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan ma-

najemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas Corporate Social Responsibility Dis-closure. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.

Penelitian yang dilakukan oleh Theodora Martina

Veronica (2009) berhasil menunjukkan adanya pengaruh positif profitabilitas terhadap pengungka-pan tanggung jawab sosial perusahan. Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai alat ukur profitabilitas perusahaan karena rasio ini dapat mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada sejumlah aset ter-

tentu. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka

hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H3: Terdapat pengaruh positif profitabilitas ter-hadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

d. Leverage



eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009: 205). Hub-ungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Belkaoui dan Karpik

(1989)  dalam  Angling  (2010)  paling  baik  diek-

spresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan



Leverage mencerminkan risiko keuangan perus-ahaan karena dapat menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu perus-ahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para debtholders. Perusahaan dengan tingkat leverage

yang tinggi cenderung ingin melaporkan laba lebih

tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perus-ahaan melanggar perjanjian utang.

Belkaoui  dan  Karpik  (1989)  dalam  Anggraini



129


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



(2006) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

leverage    (rasio   utang/ekuitas)   semakin   besar

kemungkinan perusahaan akan melanggar perjan-jian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Perusahaan akan men-gurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. Dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan dengan tingkat lev-erage yang tinggi memiliki biaya keagenan tinggi sehingga perusahaan akan mengurangi biaya berkaitan dengan Corporate Social Responsibility Disclosure.

Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Kar-pik (1989) serta Cormier dan Magnan (1999) da-lam Sembiring (2005) menunjukkan hubungan yang negatif leverage terhadap Corporate Social



patan tumbuh yang tinggi diharapkan akan mem-

berikan profitabilitas yang tinggi di masa  depan,

diharapkan laba lebih persisten, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan ter-sebut.

Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan sehingga diprediksi pe-rusahaan yang mempunyai kesempatan pertum-

buhan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak

melakukan Corporate Social Responsibility Disclo-sure. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H5: Terdapat pengaruh positif pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada perusahaan man-ufaktur yang terdaftar di BEI.


Responsibility        Disclosure.   Penelitian   ini

menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk menunjukkan ketergantungan perusahaan terhadap utang yang diperoleh dari ekuitas pemegang sa-ham. Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H4: Terdapat pengaruh negatif leverage ter-hadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

e. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Pertumbuhan  perusahaan  (growth)  dapat  menun-

jukkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

Maria  Ulfa  (2009)  menyatakan  bahwa  growth

merupakan tingkat pertumbuhan perusahaan yang

diukur dengan pertumbuhan penjualan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu pertimbangan para investor dalam menanamkan investasinya. Perusahaan yang memiliki kesem-





B. METODE PENELITIAN


1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap vari-abel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan perusahaan (growth), sedangkan variabel dependen adalah pengungka-pan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure).

2. Populasi dan Sampel



130


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



Tabel 1. Populasi dan Sampel


Kriteria Sampel
Jumlah


Perusahaan









Jumlah   perusahaan
manufaktur
131

yang  terdaftar  di  BEI  dari  tahun


2008-2010






Perusahaan yang tidak menerbitkan
(99)

laporan tahunan lengkap dan ber-


turut-turut selama tahun pengama-


tan







Perusahaan  yang  mengalami  rugi
(16)

atau
pertumbuhan
penjualan


(growth) negatif






Jumlah perusahaan yang memenuhi
16

kriteria sampel








Total
sampel   yang
digunakan
48

dalam penelitian (16 x 3)








Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2010. Ber-

dasarkan kriteria pengambilan sampel, diperoleh 16 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel se-hingga total sampel selama tiga tahun periode pengamatan sebanyak 48 perusahaan.


3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan mengumpulkan dan memanfaatkan data yang telah tersedia sebagai sumber informasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan

(financial report) perusahaan manufaktur yang te-

lah dipublikasikan. Data diperoleh dari website BEI

(www.idx.co.id) serta website perusahaan.


4. Definisi Operasional Variabel



1) Variabel Dependen


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure). Cor-porate Social Responsibility Disclosure diukur dengan menggunakan indikator dari Global Re-porting Initiative (GRI) dengan jumlah 79 pengungkapan yang meliputi: economic (EC), envi-

ronment (EN), human rights (HR), labor practices

(LP), product responsibility (PR), dan society (SO).

Corporate Social Responsibility Disclosure diukur menggunakan rasio yang diperoleh melalui rumus :

2) Variabel Independen






Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage dan pertumbuhan per-usahaan (growth).

a.     Tipe Industri (Profile)


Tipe industri (profile) diukur menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan high-profile dan nilai 0 untuk perusahaan low-profile. Penelitian ini menggunakan industri manufaktur sebagai populasi penelitian sehing-ga perusahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori high-profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia, plastik, kertas, otomotif, makanan dan minuman, rokok, farma-si, kosmetika dan perkakas/perabotan. Per-usahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori low-profile adalah perusahaan yang



131


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



bergerak di bidang  semen, keramik, logam, pa-

kan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil,

alas kaki, kabel dan elektronik.


b.    Ukuran Perusahaan (Size)


Ukuran perusahaan diproksikan dengan log nat-ural total aset, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perus-ahaan besar dan ukuran perusahaan kecil se-hingga data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk mengukur varia-bel size adalah :

Size = Log natural (total aset)


c.     Profitabilitas


Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) adalah rasio antara laba bersih terhadap total aset. Rumus yang digunakan untuk mengukur variabel profitabili-tas adalah :

variabel  yang  masih  jarang  digunakan  untuk

menjelaskan  pengaruhnya  terhadap  Corporate

Social Responsibility Disclosure. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan pertumbuhan penjualan perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan adalah :






Keterangan :

Penjualant : Penjualan bersih (net sales) periode tahun berjalan

Penjualant-1 : Penjualan bersih (net sales) periode tahun sebelumnya



5. Teknik Analisis Data

1) Analisis Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif digunakan untuk men-jelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, rata-

rata (mean) dan standar deviasi.



d. Leverage                                                                     2) Uji Asumsi Klasik




Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ra-tio (DER) yaitu rasio yang mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholders equity). Rumus yang digunakan untuk men-gukur leverage adalah :



e..  Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Pertumbuhan  perusahaan  (growth)  merupakan




Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data layak untuk dianalisis.

a.  Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Penelitian ini menggunakan normal probability plot serta uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).



132


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



b.  Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Jika hasil penelitian menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) 10 berarti ada multikolinearias, sebaliknya jika nilai VIF < 10 berarti tidak ada multikolinearitas.

c.  Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesala-han pengganggu pada periode t dengan kesala-han pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Durbin-Watson adalah salah satu alat uji un-tuk mengetahui apakah suatu model regresi ter-

dapat  autokorelasi.  Nilai  Durbin-Watson  akan



untuk menggambarkan hubungan beberapa varia-

bel,  sehingga  suatu  variabel  dapat  diprediksikan

dari variabel yang lain. Bentuk persamaan dalam penelitian ini adalah :

CSRD = α + b1 profile + b2 size + b3 profit + b4 lev

+ b5 gro + е

Keterangan :

CSRD  =  Corporate  Social  Responsibility  Dis-



closure
profile
=
Tipe industri (profile)
size
=
Ln (total aset)
profit
=
Profitabilitas (ROA)
lev
=
Leverage (DER)
gro
=
Pertumbuhan perusahaan (Growth)



dibandingkan dengan nilai dalam tabel Durbin-Watson untuk mendapatkan batas bawah bawah (DL) dan batas atas (DU) dengan tingkat signif-ikansi α = 5 %.

d.  Uji Heterokedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan vari-ance dari residual satu pengamatan ke pengama-tan yang lain. Penelitian ini menggunakan Uji Park dengan tingkat signifikansi α = 5 %. Jika hasil Uji Park menunjukkan sig > α berarti tidak ada heteroskedastisitas, sebaliknya jika sig < α

berarti ada heteroskedastisitas.



α               Intercept

b1,…,b5 = Koefisien regresi e = Error





4) Pengujian Hipotesis

Penelitian  ini  menggunakan  regeresi  berganda



133


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012








C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
























2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas, syarat lolos uji normalitas sudah terpenuhi, tetapi setelah melakukan uji autokorelasi dan uji heteroskedastis-itas, asumsi tidak terjadi autokorelasi dan het-eroskedastisitas tidak terpenuhi, maka data perlu ditransformasi Log natural (Ln). Berdasarkan graf-ik normal plot setelah dilakukan transformasi Ln, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diago-nal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model re-gresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji Kol-mogorov-Smirnov setelah transformasi Ln di-peroleh nilai 0,639 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,809. Signifikansi 0,809 lebih besar da-

ripada tingkat signifikansi yang ditetapkan (α  =

0,05)  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  data

terdistribusi secara normal.








































b. Uji Multikolinearitas









Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bah-wa tidak ada multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan signif-ikansi 5%, jumlah sampel 48 (n=48) dan jumlah variabel sebanyak 6 (k=6), maka diperoleh nilai batas bawah (DL) sebesar 1,291 dan batas atas (DU) sebesar 1,822. Nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,881 dibandingkan dengan nilai tabel



134


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

Durbin Watson menunjukkan bahwa DU < DW < 2

dengan perhitungan 1,822 < 1,881 < 2 sehingga

disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Pembahasan

1. Tipe Industri (Profile)

d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil penelitian menunjukkan variabel tipe industri (profile) yang membedakan perusahaan menjadi low-profile dan high-profile mempunyai t hitung - 2,153 dan signifikansi 0,037 atau lebih kecil dari
tingkat    signifikansi   (α        =   0,05).   Dapat



Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji Park menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai signifikansi > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat het-eroskedastisitas.



3. Pengujian Hipotesis
















Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Berganda



Berdasarkan  hasil  uji  statistik  regresi  berganda,

dapat disusun persamaan matematis sebagai beri-

kut :

CSRD = - 8,155 - 0,358 profile + 0,236 size +

0,192 profit + 0,094 lev - 0,126 gro



disimpulkan variabel profile memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Hasil penelitian ini ber-beda dengan penelitian Sembiring (2005) dan Ang-graini (2006), namun sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Freedman dan Jaggi

(1988) serta Donovan dan Gibson (2000).

Menurut Freedman dan Jaggi (1988), perusahaan kategori low-profile dengan kondisi ekonomi yang lemah akan lebih mengungkapkan tanggung jawab sosial daripada perusahaan high-profile. Hal terse-but disebabkan karena perusahaan ingin investor mengetahui bahwa kondisi ekonomi perusahaan yang tidak terlalu baik disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan tanggung jawab sosial. Dengan mengeluarkan biaya untuk tanggung jawab sosial perusahaan, diharapkan akan memberikan dampak positif untuk kondisi ekonomi perusahaan di masa mendatang. Bagi pe-rusahaan kategori high-profile, perusahaan (manajemen) merasa tidak perlu melaporkan hal-hal yang dianggap mengganggu informasi tentang kondisi ekonomi yang sudah baik.

2. Ukuran Perusahaan (Size)

Hasil penelitian menunjukkan variabel ukuran pe-




135


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



rusahaan  (size)  yang  diukur  dengan  Log  natural

(total aset) berdasarkan uji t mempunyai t hitung

4,317  dengan  signifikansi  0,000  atau  lebih  kecil

dari tingkat signifikansi (α = 0,05). Dapat disim-

pulkan variabel size memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Corporate Social Responsibil-ity Disclosure. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin luas Corporate Social Responsibility Disclosure. Hasil penelitian ini men-dukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sembiring (2005).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa semakin besar suatu pe-rusahaan maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar sehingga untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan cenderung



sibility  Disclosure.  Semakin  besar  profitabilitas

(ROA) perusahaan maka semakin luas Corporate

Social Responsibility Disclosure. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andre Christian Sitepu (2009) dan Theodora Martina Veronica (2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa perolehan laba yang se-makin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dengan laba yang tinggi akan menjadi sorotan, maka perus-ahaan akan mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial. Pendapat Heinze (1976) dalam Andre Christian Sitepu (2009) menyatakan bahwa dengan semakin tingginya ting-



mengungkapkan    informasi   yang   lebih   luas.

Menurut Cowen et. al., (1987) dalam Sembiring (2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan. Perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga Corporate Social Responsibility Disclosure akan semakin lu-as.



3. Profitabilitas

Hasil penelitian menunjukkan variabel profitabili-tas perusahaan yang diukur dengan Return on Asset

(ROA) berdasarkan uji t mempunyai t hitung 2,156 dengan signifikansi 0,037 atau lebih kecil dari ting-

kat signifikansi (α  =  0,05).  Dapat disimpulkan

variabel profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Corporate Social Respon-


kat profitabilitas perusahaan maka jumlah informa-

si sosial yang diungkapkan juga akan semakin be-

sar.



4. Leverage

Hasil  penelitian  menunjukkan  variabel  leverage

perusahaan yang diukur dengan Debt to Equity Ra-

tio (DER) berdasarkan uji t mempunyai t hitung

1,081 dengan signifikansi 0,286 atau lebih besar

dari tingkat signifikansi (α = 0,05). Dapat disim-

pulkan bahwa tinggi rendahnya variabel leverage tidak mempengaruhi Corporate Social Responsibil-ity Disclosure. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sem-biring (2005), Anggraini (2006), Arief dan Kurnia (2008).

Menurut Maria Ulfa (2009), hal tersebut dimung-kinkan terjadi karena untuk melakukan Corporate Social Responsibility tidak tergantung pada tingkat



136


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

leverage namun tergantung pada tingkat kepekaan         kinerja jangka pendek. Argumen yang dapat men-

perusahaan     terhadap   kepedulian   sosial   dan            jelaskan hal ini adalah bahwa belum semua inves-



tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa meskipun jumlah utang perusahaan besar namun jika perusahaan memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang besar ter-hadap lingkungan sosialnya maka perusahaan ter-sebut akan tetap melakukan Corporate Social Re-sponsibility.

Kokobu et.al,. (2001) dalam Sembiring (2005) menyatakan dalam penelitiannya di Jepang, perus-ahaan Jepang secara tradisional mempunyai hub-ungan yang baik dengan bank, walaupun mempu-nyai suatu derajat ketergantungan yang tinggi pada utang. Hubungan yang baik antara perusahaan yang memiliki utang dengan debtholders diperkirakan

menjadi penyebab tidak adanya pengaruh leverage

terhadap Corporate Social Responsibility Disclo-sure.



5. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Hasil penelitian menunjukkan variabel pertum-buhan perusahaan (growth) yang diukur dengan

rasio  pertumbuhan  penjualan  berdasarkan  uji  t

mempunyai  t  hitung  -1,626  dengan  signifikansi

0,111 atau lebih besar dari tingkat signifikansi (α =

0,05). Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya

variabel pertumbuhan perusahaan (growth) tidak mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Maria Ulfa (2009).

Menurut  Maria  Ulfa  (2009),  hal  ini  disebabkan

Corporate Social Responsibility merupakan isu yang baru dan kualitasnya tidak mudah diukur serta kebanyakan orientasi investor lebih tertuju kepada



tor menyadari pentingnya Corporate Social Re-sponsibility sehingga investor tidak terlalu mem-perhatikan kinerja sosial perusahaan. Kualitas Cor-porate Social Responsibility Disclosure tidak mu-dah untuk diukur, umumnya perusahaan melakukan Corporate Social Responsibility Disclo-sure hanya sebagai bagian dari iklan dan menghindari untuk memberikan informasi yang relevan. Kebanyakan investor berorientasi pada kinerja jangka pendek dengan berorientasi kepada keuntungan (profit) pada tahun berjalan, sedangkan

Corporate Social Responsibility dianggap ber-pengaruh pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang.



D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Variabel tipe industri (profile) yang mem-bedakan perusahaan menjadi low-profile dan high-profile berpengaruh negatif terhadap CSRD. Perus-ahaan low-profile ingin menunjukkan kepada in-vestor dan masyarakat bahwa kondisi perusahaan yang belum maksimal disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tanggung jawab so-sial. Selain itu perusahaan high-profile dengan kon-disi ekonomi yang baik merasa tidak perlu mem-berikan informasi terkait dengan tanggung jawab sosial.

2.    Variabel ukuran perusahaan (size) yang diukur dengan log natural (total aset) berpengaruh positif terhadap CSRD. Semakin besar aset suatu perus-



137


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



ahaan maka biaya keagenan yang muncul juga se-

makin besar sehingga untuk mengurangi biaya kea-

genan tersebut, perusahaan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.

3.    Variabel profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap CSRD. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan menjadi sorotan, untuk mengurangi tekanan tersebut perusahaan akan mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan tanggung jawab so-sial.

4.       Variabel leverage perusahaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak ber-pengaruh terhadap CSRD. Perusahaan yang mem-iliki tingkat utang yang tinggi akan mendapat soro-tan, namun tidak akan menyebabkan perusahaan menghentikan tanggung jawab sosialnya. Perus-ahaan tetap memiliki komitmen dalam melaksanakan CSR, selain itu hubungan yang tetap terjalin dengan baik antara perusahaan dan

debtholders dapat mengurangi sorotan publik ter-hadap perusahaan.

5. Variabel pertumbuhan perusahaan (growth) yang

diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan tidak

berpengaruh terhadap CSRD. Hal ini dapat dijelas-kan dengan argumen bahwa investor lebih tertarik dengan kinerja keuangan perusahaan jangka pen-dek dengan berorientasi kepada keuntungan (profit) yang diperoleh pada tahun berjalan. CSR yang dil-akukan perusahaan dianggap berpengaruh pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang se-

hingga pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan tidak mempengaruhi luas CSRD.



Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang perlu diperbaiki maupun dikem-bangkan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini dijelaskan se-bagai berikut :

1.    Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel sehingga hasil penelitian tidak dapat mewakili kon-disi seluruh perusahaan.

2.    Penelitian ini hanya menggunakan laporan ta-hunan (annual report) untuk memperoleh data terkait CSRD yang dilakukan perusahaan.

3.   Terdapat unsur subyektivitas dalam menentukan indeks CSRD karena tidak ada ketentuan baku da-lam penentuan standar.



Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

1.    Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel tidak hanya menggunakan sampel perusahaan man-ufaktur tetapi dapat mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.       Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan laporan tahunan (annual report) saja dalam memperoleh data terkait CSRD yang dil-akukan perusahaan, tetapi dapat juga memperluas cakupan dengan melihat dari laporan yang ada di

website perusahaan, media cetak dan elektronik.

3. Peneliti selanjutnya juga perlu mengikuti perkembangan dan memperbaharui item-item yang




138


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



dapat digunakan dalam menilai CSRD.

4. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan atau menambahkan variabel penelitian lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti umur perus-ahaan, kepemilikan publik, ukuran dewan komisa-ris, pengungkapan media, kategori BUMN/Non BUMN dan sebagainya untuk lebih menjelaskan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap CSRD.



Perusahaan  dan  Pengungkapan  Tanggung  Jawab

Sosial. Tesis. Universitas Diponegoro

_____________________. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 2005

Fr. Reni. Retno Anggraini. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial

dalam  Laporan  Keuangan  Tahunan.  Simposium



E. DAFTAR PUSTAKA

Andre Christian Sitepu. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Man-ufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Angling  Mahatma  Pian  KS.  (2010).  Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Respon-sibility (CSR) Pada Laporan Tahunan di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro

Arief Rahman & Kurnia Nur Widyasari. (2008). The Analysis of Company Characteristic Influence toward CSR Disclosure: Empirical Evidence of Manufacturing Companies Listed in JSX. Jurnal JAAI. Volume 12 No 1, Juni 2008: 25-35. Univer-sitas Islam Indonesia

Bramantya Adhi Cahya. (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab So-sial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Skripsi. Universitas Diponegoro

Danu Candra Indrawan. (2011). Pengaruh Corpo-rate Social Responsibility terhadap Kinerja Perus-ahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro

Eddy Rismanda  Sembiring.  (2003).  Karakteristik



Nasional Akuntansi IX, 2006

Freedman, M. & Jaggi. M. (1988). An Analysis of the Association between Pollution Disclosure and Economic Performance. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol.1 No.2 : 43-58

Global Reporting Initiative. GRI Sustainability Re-porting Guidelines G3. Diambil dari: www.globalreporting.org pada tanggal 8 Februari 2012

Hackston, David & Markus J. Milne. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclo-sure in New Zealand Companies. Accounting, Au-diting and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1, p. 77-108

Hendra S. Raharjaputra. (2009). Manajemen Keu-angan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivari-ate Dengan Program SPSS. Semarang: BP Univer-sitas Diponegoro

Indonesian Stock Exchange. Laporan Keuangan dan Tahunan. Diambil dari: www.idx.co.id pada tanggal 1-10 Maret 2010

M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. (2011). Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social



139


Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012



Responsibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Indo-

nesia. Skripsi. Universitas Diponegoro

Maria Ulfa. (2009). Pengaruh Karakteristik Perus-ahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Skripsi. Universitas Islam Indonesia

Nor Hadi. (2011). Corporate Social Responsibility.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Novita Indrawati. (2009). Pengungkapan Corporate



Social Responsibility (CSR) dalam Annual Report

serta Pengaruh Political Visibility dan Economic

Performance.  Pekbis  Jurnal,  Vol.1,  No.1,  Maret

2009: 1-11. Universitas Riau

Ponny Harsanti. (2011). Corporate Social Respon-sibility dan Teori Legitimasi. Jurnal Mawas, Juni 2011. Universitas Muria Kudus

Republik Indonesia. Undang-undang No 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas




  • Jurnal Dua :
ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN PADA PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Ni Wayan Oktariani1

Ni Putu Sri Harta Mimba2


1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: oktariani37@yahoo.com / telp: +62 85 93 61 34 310

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia


ABSTRAK

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban perseroan di Indonesia dalam mewujudkan transparansi pembangunan yang berkelanjutan dengan berpijak pada tripple bottom lines yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris dan tanggung jawab lingkungan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012 dengan 30 sampel penelitian yang diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, dan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sedangkan variabel hutang, profitabilitas dan tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata kunci: karakteristik perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial, tanggung jawab lingkungan



ABSTRACT

Corporate social responsibility disclosure is the obligation of the corporate in Indonesia in realizing sustainable development transparency with tripple bottom lines based on the economic, social and environmental. This research aimed to determine the effect of debt, profitability, company size, foreign ownership, board of commissioners composition and environmental responsibility to corporate social responsibility disclosure. This research conducted to mining companies listed in Indonesian Stock Exchange 2008-2012 period with 30 sample obtained using purposive sampling method. The analysis technique used in this study is the technique of multiple linear regression analysis. The results showed that the variables company size, foreign ownership, and board of commissioners composition did not have significant effect to corporate social responsibility disclosure while variables debt, profitability and environment responsibility had significant effect to corporate social responsibility disclosure.

Keywords: company characteristic, environmental responsibility, social responsibility disclosure










402


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


PENDAHULUAN

Perusahaan yang menjalankan aktivitas selain menghasilkan keuntungan, juga harus membantu memecahkan masalah-masalah sosial terkait, atau tidak perusahaan ikut menciptakan masalah tersebut bahkan jika disana tidak mungkin ada potensi keuntungan jangka pendek atau jangka panjang (Holmes, 1976). Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70% kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan (Bangkapos.com, 28 September 2012). Di Indonesia sudah ada 4 perusahaan sektor pertambangan yang diduga mencemari sejumlah sungai di wilayah perusahaan beroperasi yang menyebabkan pendangkalan hingga kerusakan hulu sungai (Bisnis Indonesia Mobile, 28 Mei 2012). Empat perusahaan itu adalah PT. Adaro Tbk., PT. Arutmin, PT. Freepot, dan PT. Kideco Jaya Agung. Kasus lain adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut.

Konsep CSR merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders) dan/atau pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Adanya dampak dari aktivitas perusahaan telah menyadarkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi dapat dikurangi agar dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Tekanan stakeholders terhadap perusahaan untuk dapat secara efektif melakukan kegiatan lingkungan serta tuntutan agar perusahaan menjadi akuntabel juga menyebabkan meningkatnya perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan (Deegan dan Gordon, 1996). Konsep pembangunan berkelanjutan berlandaskan triple bottom lines (TBL) antara lain ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketentuan mengenai pelaksanaan CSR di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga terdapat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (sebagai pengganti Bapepem LK) No. X.K.6

403


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk sektor pertambangan sudah dilakukan oleh para peneliti luar maupun dalam negeri, namun relatif masih sedikit. Pentingnya pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu karakteristik perusahaan meliputi variabel hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung jawab lingkungan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Peneliti mengangkat sektor pertambangan karena sektor berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan.

Tahun 2008 digunakan sebagai tahun awal dalam penelitian ini karena peraturan terkait pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu UU No. 40 Tahun 2007 dan UU No. 25 Tahun 2007 berlaku efektif akhir tahun 2007 sehingga tahun 2008 perusahaan dianggap telah mampu dan siap untuk melakukan pengungkapan. Tahun 2012 digunakan sebagai tahun akhir dalam penelitian ini karena hasil penilaian PROPER terakhir adalah tahun 2012. Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah bagaimanakah pengaruh masing-masing variabel hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung jawab lingkungan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.




404


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


Teori legitimasi menyatakan perusahaan secara kontinyu bertindak sesuai norma dan batas dalam masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berharap agar kegiatannya didukung oleh masyarakat (Deegan, 2000). Tilt (1994) menyebutkan bahwa legitimacy theory merupakan kontrak antara perusahaan dan masyarakat. Perwujudan legitimasi dalam dunia bisnis dapat berupa pelaporan kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan disebabkan oleh perbedaan tujuan dari manajer dan pemilik perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Naser, et al., (2006) dalam Febrina dan Suaryana (2011) berpendapat hutang berhubungan positif dengan pengungkapan, karena perusahaan yang berisiko tinggi berusaha untuk meyakinkan investor dan kreditor dengan pengungkapan yang lebih detail. Hutang yang digunakan perusahaan mempengaruhi ketersediaan informasi yang semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan kreditur (Djoko dan Laras, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Waryanto (2010), Febrina dan Suaryana (2011), Uwalomwa, et al., (2011), Yintayani (2011), dan Nur dan Priantinah (2012) menemukan bahwa hutang berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Sembiring (2005), Rawi (2008), dan Fahrizqi (2010). Hipotesisnya adalah (Sugiyono, 2012:69).

H01: Hutang tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha1: Hutang berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Haryanto (2007:92) dalam Noor, et al., (2011) menyatakan earning yang lebih tinggi memotivasi manajemen untuk menyajikan informasi yang lebih banyak. Manajer ingin meyakinkan kepada pemilik atau investor tentang profitabilitas yang dicapai perusahaan agar

405


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

mereka meningkatkan kompensasi untuk manajemen, untuk itu pihak manajemen melakukan pengungkapan yang lebih luas yang salah satunya adalah pengungkapan tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Nurkhin (2010), Febrina dan Suaryana (2011), Uwalomwa, et al., (2011), Fahrizqi (2010), dan Yintayani (2011) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Sembiring (2005) dan Nur dan Priantinah (2012). Hipotesisnya adalah:.

H02: Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha2: Profitabilitas berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Sembiring (2005) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berbanding lurus dengan biaya keagenan sehingga diperlukan pengungkapan informasi yang luas. Perusahaan yang memiliki sumber daya yang relatif besar memiliki kemampuan untuk mendorong penyediaan informasi untuk keperluan operasi perusahaan (Almilia dan Ikka, 2007). Hasil penelitian oleh penelitian Sembiring (2005), Waryanto (2010), Fahrizqi (2010), Febrina dan Suaryana (2011), dan Nur dan Priantinah (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Nurkhin (2010). Hipotesisnya adalah:

H03: Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha3: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Keuntungan legitimasi diperoleh perusahaan yang memiliki kepemilikan asing sehingga mendapatkan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang. Pengungkapan tanggung

406


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


jawab sosial dianggap sebagai media untuk membuktikan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Jika perusahaan mempunyai ikatan dengan stakeholder asing, maka perusahaan akan mendapat dukungan dalam megungkapkan tanggung jawab sosial (Puspitasari, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Rustiarini (2010), Khan, et al., (2012) serta Politon dan Sri (2013) menemukan bahwa kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Novita dan Djakman (2008). Hipotesisnya adalah:

H04: Kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha4: Kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Karena komisaris independen tidak terpengaruh oleh manajemen, mereka cenderung mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas kepada stakeholders. Dengan demikian, semakin besar komposisi dewan komisaris dalam dewan dapat mendorong pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang lebih luas.

Webb (2004) menyatakan dewan komisaris independen memainkan peran penting dalam meningkatkan image perusahaan. Oleh karena itu, dewan komisaris independen dapat mendorong perusahaan untuk mengungkapakan informasi sosial dan lingkungannya karena hal tersebut dapat meningkatkan image perusahaan di mata masyarakat. Hanifa dan Cooke (2005) menyatakan bahwa komisaris independen berusaha mempublikasikan aktivitas perusahaan dan memberikan tekanan pada perusahaan untuk mengungkapkan laporan keberlanjutan dalam rangka memastikan keselarasan antara keputusan organisasi, tindakan perusahaan dengan nilai-nilai sosial dan legitimasi perusahaan. Hasil penelitian yang

407


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

dilakukan oleh penelitian Badjuri (2011) dan Nurkhin (2010) menemukan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil berbeda ditemukan oleh penelitian Waryanto (2010) dan Ratnasari dan Prastiwi (2010). Hipotesisnya adalah:

H05: Komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha5: Komposisi dewan komisaris berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Perusahaan pertambangan yang memiliki tanggung jawab lingkungan akan mendapat penilaian baik oleh stakeholders (Almilia dan Wijayanto, 2007). Pengungkapan lingkungan perusahaan tambang mempunyai konsekuensi karena proses produksinya memanfaatkan sumber daya alam secara langsung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) menemukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hipotesisnya adalah:

H06: Tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

Ha6: Tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI


METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Populasinya adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Penentuan sampel melalui purposive sampling. Jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 6 perusahaan x 5 tahun = 30 data observasi.

408


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


Rumus pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dihitung:

............................................................................................ (1)

CSRDIJ  =  Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

∑Xij       = Xi bernilai 1 jika item i diungkapkan dan Xi  bernilai 0 jika item i tidak

diungkapkan

Hutang dihitung dengan rumus:

.................................................................. (2)

Profitabilitas dihitung dengan rumus:

................................................... (3)

Ukuran perusahaan diukur melalui perhitungan:

Ukuran perusahaan =Ln (total aset) ............................................................. (4)

Kepemilikan saham asing dihitung dengan rumus:

 ……….....................……….(5)

Komposisi dewan komisaris dihitung dengan rumus:

………...................……………...(6)

Tanggung jawab lingkungan diukur melalui PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan memberikan nilai sesuai dengan peringkat warna yang diperoleh perusahaan.

Tabel 1.
Nilai Berdasarkan peringkat PROPER
Peringkat Warna
Nilai


Emas
5
Hijau
4
Biru
3
Merah
2
Hitam
1
Sumber : Data diolah, 2013



409


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

Teknik  analisis  data  meliputi  analisis  statistik  deskriptif,  uji  asumsi  klasik  (uji

normalitas  data,  uji  autokorelasi,  uji  multikolonieritas,  dan  uji  heteroskedastisitas)  dan

analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi yang digunakan adalah.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + ε........……………...(7)

Keterangan:

Y            = Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
α                         = Konstanta

β1-6
= Koefisien Regresi
X1
= Hutang
X2
= Profitabilitas
X3
= Ukuran perusahaan
X4
= Kepemilikan saham asing
X5
= Komposisi dewan komisaris
X6
= Tanggung jawab lingkungan
ε                          = koefisien error




HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized
Standardized
t
Sig
Adjusted



Coefficients (B)
Coefficients (Beta)
R2

Konstanta

1,198

2,627
0,015


Hutang

-0,057
-0,616
-3,769
0,001


Profitabilitas

-0,236
-0,521
-2,619
0,015


Ukuran Perusahaan
-0,017
-0,136
-0,992
0,332


Kepemilikan

-0,005
-0,364
-1,915
0.068
0,551




Saham Asing








Komposisi
Dewan
-0,751
-0,151
-1,059
0,301


Komisaris










Tanggung
jawab
0,155
0,444
2,47
0,021


lingkungan










Sumber: data diolah (2013)

Persamaan regresi dari berdasarkan hasil SPSS adalah sebagai berikut.

Y = 1,198 - 0,057X1 - 0,236X2 - 0,017X3 - 0,005X4 – 0,751X5 + 0,155X6…......
(8)



410


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


Nilai adjusted R2 sebesar 0,551 yang berarti 55,1 persen pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipengaruhi oleh hutang, profitabilitas ukuran perusahaan, kepemilikan saham asing, komposisi dewan komisaris, dan tanggung jawab lingkungan dan sisanya sebesar 44,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh variabel hutang (X1) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

(Y) menunjukkan p-value sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,025, maka Ha1 diterima. Hal ini berarti bahwa hutang berpengaruh negatif dan signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penyempitan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan saat perusahaan memiliki hutang yang tinggi (Sembiring, 2005). Pelaporan laba yang tinggi dilakukan saat perushaan memiliki tingkat hutang tinggi yang mengakibatkan pelanggaran kontrak kredit (Belkaoui dan Karpik, 1989). Pengurangan biaya pengungkapan dilakukan agar pelaporan laba menjadi tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arthana (2012), Nur dan Priantinah. (2012), Uwalomwa, et al., (2011), dan Waryanto (2010).

Pengaruh variabel profitabilitas (X2) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,025, maka Ha2 diterima. Hal ini berarti bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan tetap dilakukan walaupun tingkat laba perusahaan tidak stabil karena informasi tersebut diperlukan oleh para investor (Sembiring, 2005). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arthana (2012) dan Wahyu dan Apriwenni (2012).

Pengaruh variabel ukuran perusahaan (X3) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,332 lebih besar dari 0,025, maka Ha3 ditolak. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan

411


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didukung dengan argumen bahwa setiap perusahaan pastinya menghadapi isu-isu yang rumit yang menyangkut tentang tanggung jawab sosial yang dilakukannya. Isu-isu tersebut jumlahnya sangat banyak dan berubah-ubah tergantung pada situasi dan kondisi. Aturan perusahaan yang kaku tidak dapat menangani isu-isu tersebut. Baik perusahaan apakah itu besar ataupun kecil memiliki cara pandang tersendiri dalam memandang program CSR itu penting atau tidak dilakukan oleh perusahaan. Cara pandang inilah yang pada akhirnya memutuskan apakah perusahaan akan melaksanakan praktik CSR atau tidak (Yuliana, et al., (2008). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arthana (2012), Nurkhin (2010), dan Yuliana, et al., (2008).

Pengaruh variabel kepemilikan saham asing (X4) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,068 lebih besar dari 0,025, maka Ha4 ditolak. Hal ini berarti bahwa kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan asing dikonsolidasikan dengan perusahaan di Indonesia berjumlah kecil sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kurang diperhatikan (Waryanto, 2010). Kepemilikan asing di Indonesia belum memperdulikan problem lingkungan sebagai hal serius untuk diungkapkan dalam laporan tahunan (Machmud dan Djakman, 2008). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Politan dan Sri (2013), Waryanto (2010) dan Pian (2010).
Pengaruh variabel komposisi dewan komisaris (X5) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,301 lebih besar dari 0,025, maka Ha5 ditolak. Hal ini berarti bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didukung dengan argumen bahwa keberadaan komisaris independen tidak dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dikarenakan mereka tidak mempunyai hubungan dengan aktivitas atau operasi sehari-hari perusahaan (Ahmad, et al., 2003). Persyaratan jumlah anggota

412


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


komisaris independen oleh Bapepam LK mewajibkan minimal 30% dari dewan komisaris. Pada penelitian ini rata-rata perusahaan memiliki independensi 33%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa jumlah komisaris independen lebih kecil dari pada keseluruhan dewan komisaris, kurang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dan bahkan kurang independen dalam menjalankan fungsinya sehingga keputusan dan tindakan yang dilakukan tidak objektif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010) serta Ratnasari dan Prastiwi (2011).

Pengaruh variabel tanggung jawab lingkungan (X6) pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Y) menunjukkan p-value sebesar 0,023 lebih kecil dari 0,025, maka Ha6 diterima. Hal ini berarti bahwa tanggung jawab lingkungan berpengaruh positif dan signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Program pemeringkatan yang dilakukan pemerintah memicu perusahaan untuk mengungkapkan kepedulian untuk menjaga lingkungan. Perusahaan dengan tanggung jawab lingkungan yang baik akan cenderung mengungkapkan kinerja mereka karena hal tersebut menggambarkan berita baik bagi pelaku pasar (Verecchia, 1983 dalam Suratno, et al., 2006). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi (2012) dan Rakhiemah dan Agustia (2009).


SIMPULAN DAN SARAN

Hutang, profitabilitas, tanggung jawab lingkungan berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Ukuran perusahaan, kepemilikan, saham asing dan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.




413


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

Perusahaan pertambangan harus lebih proaktif dalam melaksanakan program tanggung

jawab sosial sehingga program tersebut dapat terealisasi dengan baik dan berdampak positif

pada kehidupan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dan  masyarakat. Bagi investor

dan  calon  investor  perusahaan  supaya  menjadikan  pengungkapan  tanggung  jawab  sosial

perusahaan pertimbangan dalam berinvestasi.




REFERENSI

Akhtarudin, Mohamed, Monirul Alam Hossain, dan Lee Yao. 2009. Corporate Governance and Voluntary Disclosure in Corporate Annual Reports of Malaysian Listed Firms. JAMAR. Vol. 7

Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.Proceeding Seminar Nasional. Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.

Almilia, Luciana Spica dan Dwi Wijayanto. 2007. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance. The 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia. Depok, (November).

Anggraini, Fr. Reni Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan: Studi Empiris pada Perusahaan- Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.: 1- 21.

Arthana, Rony. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks LQ45 Bursa Saham Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Vol. 1 No. 2

Aulia, S., & Kartawijaya, I. (2011). Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan Faktor yang Mempengaruhi : Lintas Negara Indonesia dan Jepang. Simposium Nasional Akuntansi XIV.

Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountabilit Journal. Vol. 2, No. 1, p. 36- 51

BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang. Jumat, 28 September 2012  http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-persen-kerusakan- lingkungan-akibat-tambang





414


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


Barkemeyer, Ralf. 2007. Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in Developing Countries. Paper for the 2007 Marie Curie Summer School on Earth System Governance. Univercity of St. Andrews School of Management, Scotland

Cowen, S.S., Ferreri, L.B. and Parker, L.D. (1987), “The impact of corporate characteristics on social responsibility disclosure: a typology and frequency-based analysis”,

Accounting, Organisations and Society, Vol. 12 No. 2, pp. 111-22.

Deegan, C. dan Rankin,M. (1996). Do Australian companies report environmental news objectively?, Accounting, Auditing&Accountability Joumal, Vol. 9 No.2, pp. 50-67.

----------. 2002. “ Introduction the Legitimising Efect of Social and Environmental Disclosure

– a Theoritical Foundation”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 15 No. 3 pp. 282-311.

Demsetz, Harold, 1983, The structure of ownership and the theory of the firm, Journal of Law and Economics 26, 375-390.

Fahrizqi, Anggara. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Febrina, IGN Agung Suaryana. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. SNA XIV Aceh

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro

Gray, R., Owen, D. and Maunders, K. (1988), “Corporate social reporting: emerging trends in accountability and the social contract”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 1 No. 1, pp. 6-20.

Guthrie, J. and Parker, L.D. (1990), “Corporate social disclosure practice: a comparative international analysis”, Advances in Public Interest Accounting, Vol. 3, pp. 159-75.

Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1, p. 77-108

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Heinze, D.C. (1976), “Financial correlates of a social involvement measure”, Akron Business and Economic Review, Spring.

Hendriksen, E.S. and M.F.V. Breda. 2000. Accounting Theory. 5th Ed. Prentice Hall



415


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

Hidayat, Bambang, 2007. Pengaruh Size, Profitabilitas, Profile dan Leverage terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005). Skripsi Universitas Riau.

Jensen, M,C, and Meckling. 1976. “Theory of the Firm:Managerial Behavior, Agency Costs dan Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3,p. 305-360.Jogensen, Bjorn N. and Michael T. Kischenheiter. 2003. Discretionary Risk. Disclosure. The Accounting Review. Vol. 78, No.2, P.449-469.

Khan, Arifur, Mohammad Badrul Muttakin dan Javed Siddiqui. 2012. Corporate Governance and Corporate Sosial Responsibility Disclosures: Evidence from an Emerging Economy.

Kiroyan, N. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility

(CSR) adakah kaitan diantara keduanya?. Economics Business Accounting Review: dan Corporate Social Responsibility, 3rd ed, pp 45-58, Departement Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses 22 Juni 2013 dari http://www.knkgindonesia.com/KNKGDOWNLOADS/Indonesia%20Code%20of% 20GCG%202006.pdf

Lindblom, C.K., 1994. The implications of organizational legitimacy for corporate social performance and disclosure. Working Paper for the American Accounting Association Public Interest Section. USA.

Marwata. 2001. “The Relation of Company Characteristics and The Quality of Voluntary Disclosure in Annual Report of Public Registered Company In Indonesia.”

Simposium Nasional Akuntansi IV

Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: Andi Offset

Naser, K., Al-Hussaini, A., Al-Kwari, D., & Nuseibeh, R. 2006. Determinans of Corporate Social Disclosure in Developing Countries: The Case of Qatar. Advance in International Accounting, 19, 1-23.

Nur, Marzully dan Denies Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal, 1(1), h: 22-34.

Nurkhin, Ahmad. (2009). “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.Jurnal Magister Akuntansi. Universitas Dipenogoro.


416


Ni Wayan Oktariani dan Ni Putu Sri Harta Mimba, Pengaruh Karakteristik Perusahaan...


Owen, David. 2005. CSR After Enron: “A Role for the Academic Accounting Profession?”.
Working Paper. Sosial Science Research Network

Pefindo. 2013. Pemeringkatan Pefindo atas Badan Usaha Milik Negara. Pefindo Articles

PT. Bursa Efek Indonesia. 2008-2012 Laporan Keuangan dan Tahunan. Jakarta. Diakses Diakses 22 Juni 2013 www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Putra,  Eka  Nanda.  2011.  Pengaruh  Karakteristik  Perusahaan  terhadap  Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR). Skripsi Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Rakhiemah,  Aldilla  Noor,  Dian  Agustia.  2009.  Pengaruh  Kinerja  Lingkungan  terhadap

Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta.

Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, (15 16 September).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.. Bandung: Alfabeta

Sulastini, Sri. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur yang Telah Go Public. Skripsi Universitas Negeri Semarang

Suryani, Elda Tri. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur Peserta Proper yang Terdaftar di Bei Tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

SWA Edisi 26/ XXI/ 19 Des 2005 – 11 Jan 2006.

Tarjo. (2002). “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan

Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Tilt, C.A., 1994. The influence of external pressure groups on corporate social disclosure: Some empirical evidence. Accounting, Auditing and Accountability Journal 7 (4), 56–71.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup




417


ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):402-418

Uwalomwa Uwuigbe., Olubukunola Uwuigbe dan Anijesushola O. Ajayi. 2011. Corporate Social Responsibility Disclosures by Environmentally Visible Corporations: A Study of Selected Firms in Nigeria. European Journal of Business and Management, 3(9), pp: 9-17.

Utama, Made Suyana. 2009. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Van Horn, J.C dan Wachowicz, J.M.1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat.Jakarta.

Veronica, T. M. (2009). Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Gunadarma.

Verrecchia, R., 1983, Discretionary Disclosure, Journal of Accounting and Economics, Vol. 5, 179-194.

WALHI. 2005. ”Proper Hijau Dari KLH Dipertanyakan : PT Riau Andalan Pulp and Paper dan PT Newmont Nusa Tenggara Punya Kinerja Buruk”,( http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/050810_properKLH_RAPP- NNT_sp/).


Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Skripsi Universitas Diponegoro.

Yintayani, Nyoman. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009). Tesis Magister Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar

Yuliana, Rita., Bambang Purnomosidhi dan Eko Ganis Sukoharsono. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(2), Desember 2008, h: 245-276





















418
























































140